Tuesday, April 30, 2013

Mie Nges-Nges Youth Startup Icon 2013



 
Kebanyakan orang mungkin lebih memilih untuk melamar kerja setelah lulus kuliah, namun tidak bagi saya, Muhammad Ihsan yang biasa dipanggil Ison. Saya lebih memilih untuk menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menjalani kuliah sambil melakukan kerja sambilan membuat saya merasa cukup untuk kerja ditempat orang. Sebagai peran utama dalam kehidupan saya, saya memilih jalan yang saya tentukan dan saya akan mengupayakannya sesuai kemampuan terbaik saya agar menciptakan hasil terbaik pula.
Bisnis dalam bidang kuliner memang menjadi pilihan banyak orang untuk membuka usaha. Wacana ini memang sangat menarik, karena kebutuhan akan makanan tidak dapat dipisahkan dari manusia tidak lain karena itu merupakan kebutuhan dasar (pokok) manusia. Seiring dengan bergantinya waktu, kebutuhan akan makanan juga dipengaruhi oleh gaya hidup. Semakin banyak tempat-tempat makan yang menawarkan menu-menu barat dengan pengolahan cepat saji. Contoh ini dapat menjadi sebuah bukti bahwa gaya hidup masyarakat kita telah banyak perubahan.
Mengapa kami memilih untuk menjalankan usaha dibidang kuliner? Alasannya karena penggemar kuliner itu sangat banyak, sehingga menciptakan peluang yang cukup besar. Selain itu, usaha didalam bidang kuliner pun masih sangat berpeluang dalam bisnis. Apalagi jika kita pandai berinovasi dalam menciptakan menu-menu yang akan membuat usaha kita semakin bermacam varian produknya. Modal dapat kembali dalam waktu singkat juga menjadi alasan dari kami untuk melakukan bisnis kuliner ini. 
Maraknya pemain usaha dalam bidang kuliner ini mencerminkan persaingan yang ada sangatlah ketat. Banyak sekali usaha yang bermain dibidang kuliner yang dapat kita jumpai saat ini. Rasa yang memiliki cirikhas dan citarasa yang unik akan menjadi buruan konsumen. 
Nah, melihat dari beberapa kasus diatas, saya merasa terdorong untuk mendirikan sebuah usaha di bidang kuliner dengan spesifikasi mie. Usaha yang saya rintis ini modal awalnya tidaklah besar, hanya bermodal sebuah keyakinan dan dan keberanian untuk memulai yang saya miliki sehingga dalam jangka waktu yang sangat singkat dapat mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Banyak pengusaha sukses yang mengutarakan dalam beberapa pelatihan yang pernah saya ikuti bahwa kesulitan dalam berbisnis adalah memulai bisnis itu sendiri. Tetapi saya telah berhasil menjalankan salah satu tahap yang merupakan langkah untuk mencapai kesuksesan.
Jika kita melihat prediksi dimasa yang akan datang, bisnis kuliner akan tetap memiliki prospek yang sangat cerah. Selain merupakan kebutuhan pokok manusia yang bersifat primer, apabila positioning kita cukup kuat di benak masyarakat maka akan dengan mudah kita memetakan segmentasi sesuai target pasar kita.
Proses peracikan berbagai varian menu selalu diawasi dengan seksama. Dimulai dengan memproduksi mie sendiri, sehingga kami dapat mengontrol rasa yang kami kehendaki. Racikan bumbunya pun kami padukan dari bahan-bahan yang tidak sedikit, sehingga dapat menjadi rasa yang memiliki karakter didalamnya. Semua bahan yang kami gunakan merupakan bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet dan bahan – bahan buatan (zat kimia adiktif). Semua proses tersebut kami lakukan untuk mempersembahkan yang terbaik kepada seluruh customer kami yang loyal.
Agar produk yang kami miliki memiliki karakter, maka kami membuat mie yang berbeda dari mie-mie lainnya yang sudah beredar dipasaran. Kami mendesign produk baru, yaitu MIE PEDAS. Kami menganggap ini adalah sebuah terobosan baru didunia kuliner. Karena MIE PEDAS ini menawarkan suatu terobosan baru dengan memberikan rasa pedas yang berbeda dari produk-produk sejenis yang telah ada.
MIE PEDAS ini adalah mie yang kami produksi sendiri. Dari MIE PEDAS ini kami dapat diolah menjadi beberapa olahan makanan yang berbahan dasar mie.
           
- Ceritakan sedikit tentang latar belakang bisnis yang baru Anda rintis dan pencapaian selama ini?
Lapak Nges-Nges pertamakali beroprasi pada akhir bulan Februari 2013. Setiap harinya Lapak Nges-Nges sebagai outlet penjualan mampu menghabiskan sekitar 150-250 porsi mie. Dan mengantongi 1,5juta sampai 2,5 juta perhari. 
Mie Nges-Nges sendiri saat ini dibantu oleh 6 orang tenaga kerja, dengan Dalam periode bulan Maret, Mie Nges-Nges mendapat liputan dari salah satu koran lokal Kota Semarang yaitu Harian Barometer dan salah satu stasiun televisi lokal Semarang yaitu Cakra Semarang TV. Memasuki bulan kedua, yaitu April 2013 Mie Nges-Nges mendapat tawaran kembali liputan dari salah satu stasiun televisi nasional, yaitu ANTV. Dan tayang dalam segmen feature Program Topik Pagi dan Topik Siang pada tanggal 25 april 2013. 
Hingga saat ini terhitung telah 26 pihak yang telah berminat untuk menjadi mitra dari Mie Nges-Nges.
- Apa yang telah Anda lakukan dalam mengangkat perekonomian daerah Anda?
Dengan memilih jalan sebagai pelaku usaha, maka kita telah mengurangi  angka persaingan dalam jumlah pengangguran. Pertama dari pelaku usaha sendiri yang tidak ikut bersaing dalam job fair sebagai jobseeker. Serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang banyak. Untuk usaha yang sedang kami jalani ini sebenarnya sangat membutuhkan banyak tenaga. Tenaga bantu tersebut kami cari dari lingkungan sekitar lokasi lapak Nges-Nges dengan tujuan untuk memberdayakan warga lokal. Diharapkan ke depannya, warga lokal binaan Mie Nges-Nges tersebut bisa mandiri secara finansial atau bahkan bisa mulai menjalankan bisnisnya sendiri. 
Secara tidak langsung, bisnis yang sedang kami rintis ini juga berkontribusi untuk memperlihatkan kepada anak muda di daerah kami betapa pentingnya berpikir kreatif dalam berbisnis. Karena bisnis tidak hanya sekedar memutar uang tapi juga bagaimana bisnis yang dijalankan bisa bermanfaat bagi orang banyak baik dilihat dari segi ekonomi, sosial, hingga budaya.
Aktif dalam beberapa kegiatan komunitas lokal, baik yang bersifat komersial, hobi ataupun sosial menjadi salah satu aktifitas yang dapat mengembangkan kemampuan pribadi dan menularkan pemikiran-pemikiran kepada masyarakat.
- Apa motivasi Anda dalam mengikuti kontes ini, dan kenapa Anda layak disebut sebagai ikon wirausaha muda di dunia startup dari kota Anda?
Saya senang berkompetisi. Iklim dalam kompetisi memacu saya untuk terus memaksimalkan potensi dan menunjukan kemampuan terbaik saya. Ajang kompetisi merupakan ajang pembelajaran. Apabila saya kalah dalam kompetisi berarti disana menunjukan bahwa saya masih belum ada apa-apanya jika dibandingkan para pemenang, sehingga hal tersebut memacu saya untuk lebih banyak lagi belajar agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Dan apabila saya memenangi kompetisi ini saya berharap dapat berguna bagi banyak orang di kemudian hari.
Akan sangat egois rasanya apabila kita hanya berfokus kepada kesuksesan diri sendiri. Dari sana saya berangkat untuk memilih menjadi MAN OF VALUE, yaitu menjadi orang yang memiliki nilai manfaat bagi orang banyak.
Saya melihat banyak UKM di daerah Jawa tengah pada umumnya dan didaerah Semarang pada khususnya yang telah menghasilkan banyak produk yang memiliki potensi. Namun mereka kurang fokus dalam mengelola brand dan unit bisnis mereka. Berangkat dari latar belakang sebagai lulusan Ilmu Komunikasi, saya berharap dapat membantu menularkan pemikiran-pemikiran untuk pengelolaan sebuah brand.

No comments:

Post a Comment